Keseimbangan dan Kegalauan dalam film Habibie Ainun

Coretan sederhana dari film/novel Habibie Ainun
Secara umum dunia ini diciptakan Allah dengan penuh keseimbangan. Namun manusia diberi kesempatan oleh Allah untuk membuatnya tidak seimbang, disinilah ujiannya. Ketika terjadi ketidakseimbangan maka yang muncul adalah gejolak. Contoh simple adalah akibat manusia membuang sampah yang tidak pada tempatnya, air yang awalnya penuh keseimbangan menjadi musibah. Air yang seimbang mendatangkan manfaat, namun karena keseimbangannya dirusak maka muculah gejolak, yang berupa banjir.
Dalam kehidupan manusia pun juga harus demikian, ketika manusia tidak seimbang dalam hidupnya maka yang datang adalah gejolak, yang popular sekarang dengan istilah “galau”. Contoh yang menarik adalah yang dapat kita lihat dalam kisah hidup Pak Habibie dan Bu Ainun dalam film/novel Habibie Ainun. Menurut saya pak Habibie adalah contoh sangat luarbiasa dalam hal keseimbangan.
Di masa mudanya, pak Habibie walau memiliki segudang prestasi di Jerman, namun merasa kehidupannya kurang seimbang. Walaupun berprestasi namun beliau merasa ada yang kurang dalam hidupnya yakni pendamping hidup. Dikisahkan, ketika pulang ke Indonesia beliau juga menyempatkan mencari pendamping hidup. Kemudian beliau melamar bu Ainun dan membawanya ke Jerman untuk memberikan keseimbangan dalam kehidupannya di Jerman.
Bu Ainun memiliki latar belakang sebagai dokter, namun di Jerman beliau tidak melaksanakan aktifitas sebagai dokter. Bu Ainun dan Pak Habibi, walaupun mereka sudah hidup berkecukupan, punya buah hati yang lucu lucu namun pada saat itu Bu Ainun masih muncul kegalauan. Ada yang kurang dalam hidupnya, yaitu berkarya dengan ilmu dan kompetensi yang dimilikinya, menjadi dokter. Sehingga, dengan harapan dapat membuat kehidupan yang lebih seimbang bu Ainun menjadi dokter di Jerman.

TDL Naik Lagi


Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sudah diketok, DPR dan Pemerintah sudah sama sama sepakat dengan TDL yang baru. Telah disepakati tahun 2013 ini TDL naik 15 % dan dinaikkan secara bertahap per triwulan. Sebagai tukang listrik negara sebenarnya kenaikan  TDL ini tidak ngaruh dengan rutinitas saya. PLN sebagai perusahaan yang mengelola listrik di Indonesia tidak terlalu terasa efek dari kenaikan TDL ini. Kalaupun TDL tidak naik, kemudian selisih Biaya Pokok Penyediaan (BPP) dan TDL terlalu tinggi, toh akan ditutupi oleh subsidi. Subsidi listrik adalah konsekuensi dari TDL yang ditentukan oleh Pemerintah. Karena ini adalah amanat konstitusi, dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 disebutkan : bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Walau tidak disebutkan secara langsung, namun listrik dibangkitkan dari "bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya", sehingga Listrik harus dikuasai negara, diatur oleh negara.

Namun demikian, kadang saya merasa sakit hati ketika ada yang menyatakan listrik yang dijual PLN ini harganya mahal. PLN, dan rata rata perusahaan listrik di dunia ini menjual energi listrik per kWh atau kilo watt hour. 1 kwh itu energi yang cukup besar, karena 1 kWh itu cukup untuk menyalakan TV selama lebih dari 5 jam, bayangkan hiburan yang bisa didapatkan. 1 kWh itu juga cukup untuk menyalakan setrika selama lebih dari 3 jam, bayangkan berapa banyak baju yang bisa rapi karenanya. 1 kwh itu cukup untuk menyalakan lampu hemat energi untuk menerangi kamar, selama lebih dari 40 jam.
Powered by Blogger.

Mutiara Hikmah

Yang Sedang Banyak Dibaca

Shout Box

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Sahabat Bloggerku

Komentar Komentar Terbaru

International opportunities

Eramuslim

Web hosting for webmasters