Kapan mi masuk listrik?

Curhat Tukang Listrik bagian 1

Seorang anak kecil yang lugu dengan pakaian SD nya mendatangiku dan menanyakan pertanyaan itu. Di Sulawesi Selatan, rumpun bahasa di sini (Bugis, Makassar, Toraja) mengunakan kata “mi”, “ki” atau “ji” di sela atau akhir kalimat. Misal : “Sudah makan ki?”, “harganya sudah pas ji”, hampir setiap bicara selalu menggunakan potongan kata “mi”, “ki” atau “ji” tidak pernah terlupa.

Siang itu kami ikut pekerjaan pemasangan tiang JTM. JTM adalah Jaringan Tegangan Menengah, kalau di Indonesia (PLN) memakai tegangan 20.000 V. JTM ini yang digunakan untuk mendistribusikan listrik ke pelanggan sebelum nantinya diturukan menjadi 220 V dan dinikmati pelanggan. Bila suatu daerah tidak kita temukan JTM maka hanya ada 2 kemungkinan pertama adalah daerah tersebut belum dapat menikmati listrik PLN sejak Indonesia Merdeka atau terpaksa menggunakan JTR (Jaringan Tegangan Rendah) untuk mengalirkan listrik. Karena mendistribusikan listrik menggunakan tegangan rendah (220 V) maka tentu kualitas nya akan jelek terutama untuk jarak yang cukup jauh (>400m).
Untuk kasus yang kami kerjakan kemarin, beberapa rumah sudah “terpaksa” menggunakan JTR sepanjang lebih dari 2 km untuk mendapatkan listrik. Namun ada beberapa rumah yang belum mendapat listrik.

Pertanyaan anak kecil itu begitu dalam bagiku, “kapan mi masuk listrik?” dengan logat bugis yang kental dan penuh harap anak itu bertanya kepadaku. Tentu dia berharap listrik di daerahnya segera “ lancar” sehingga dia dan tetangganya dapat menikmati listrik dengan kualitas yang lebih baik juga membuat beberapa rumah yang belum mendapat sambungan listrik dapat mendapatkanya.


Bagiku, pertanyaan anak kecil itu juga merupakan pertanyaan jutaan anak kecil lain di Indonesia. Di indonesia rasio elektrifikasi masih kurang dari 70%. Di beberapa daerah di Indonesia Timur rasio elektrifikasinya kurang dari 50 %. Rasio elektrifikasi menandakan tingkat perbandingan jumlah penduduk yang menikmati listrik dengan jumlah total penduduk di suatu wilayah atau negara. Sehingga  lebih dari 50% kepala keluarga di Indonesia Timur belum mendapat listrik dari PLN. Sejak Indonesia merdeka sampai sekarang, mereka belum dapat menikmati listrik dari PLN, dan itu artinya mereka tidak pernah menikmati subsidi listrik yang tiap tahun selalu dialokasikan di APBN.

anak anak melihat dengan antusias

Terlihat belum ada jaringan listrik

Jutaan anak kecil di Indonesai belum dapat belajar dengan nyaman di malam hari. Jangankan TV yang menyuguhkan berbagai acara, jangankan AC yang membuat udara panas menjadi nyaman, jangankan komputer dan internet yang memudahkan segala sesuatu. Listrik untuk menyalakan lampu saja belum dapat mereka nikmati.

#semangatmembangunIndonesia

2 comments:

  1. asik yo.. bisa ngerasain koyo ngunu... sensasinya

    ReplyDelete
  2. Tinggal bagaimana mensyukurinya saja. :D

    ReplyDelete

Silahkan memberikan komentar, tolong gunakan kata kata yang sopan.
Bhs Indonesia, Boso Jowo, English.... tidak masalah

Powered by Blogger.

Mutiara Hikmah

Yang Sedang Banyak Dibaca

Shout Box

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Sahabat Bloggerku

Komentar Komentar Terbaru

International opportunities

Eramuslim

Web hosting for webmasters