Relatifnya Standar

Logo Standar Nasional Indonesia
Bagi sebagian masyarakat yang sangat kekurangan, dapat mengetahui apa yang dapat dimakan di hari esok adalah sebuah hal yang tidak setiap hari mereka rasakan. Begitu berat beban kehidupan bagi mereka, sehingga dalam hal pendidikan, ketika dapat menyekolahkan anak hingga SMA saja sudah merupakan prestasi yang membanggakan.

Bagi sebagian masyarakat yang lain, ketika pendidikan tinggi merupakan keharusan. Bisa jadi ketika anaknya tidak dapat diterima di PTN top 5 saja sudah merupakan hal yang sangat memalukan baginya. Sehingga mereka rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk memberikan pelajaran tambahan kepada anaknya atau memilihkan sekolah yang terbaik sejak kecil untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya.

Relatifnya standar

Bagi sebagian masyarakat, dapat memperoleh pekerjaan saja merupakan hal yang membanggakan. Tidak sedikit jumlah pengangguran bahkan pengangguran berpendidikan di negara ini. Begitu susahnya mencari pekerjaan bahkan bekerja 10 jam sehari hanya dengan gaji yang hanya cukup untuk membeli makan mau mereka kerjakan.

Bagi sebagian masyarakat yang lain, ketika masalah papan sandang dan pangan sudah bukan lagi hal yang membebani, apa yang difikirannya sudah bukan lagi apa yang dimakan di hari esok. Tapi menjadi mobil apa yang akan dibeli di hari esok. Punya Avanza merasa tidak puas, sehingga ganti Innova. Karena temannya ada yang membeli CR-V baru, dia ingin pula membeli yang baru. Ketika melihat Alphard di showroom maka mobil mahal itu terbeli juga.


Relatifnya standar

Bagi sebagian masyarakat, bekerja menjadi pegawai negeri, atau mungkin pegawai BUMN atau bahkan pegawai perusahaan multinasional merupakan hal yang sangat membanggakan. Memiliki kepastian akan masa depan, dan ketentraman dalam hidup, mungkin itu beberapa alasan mengapa menjadi pegawai terutama yang memberikan penghasilan yang besar menjadi cita cita sebagian masyarakat.

Namun bagi sebagian masyarakat yang lain, menjadi pegawai, bekerja di perusahaan, bekerja untuk orang lain, diperintah oleh orang lain merupakan hal yang memalukan. Menjadi wiraswasta yang menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, memiliki kesempatan untuk menjadi super kaya, sehingga berpeluang untuk memberikan kontribusi yang lebih kepada masyarakat merupakan pilihan.

Relatifnya standar

Bagi sebagian masyarakat menjadi aktifis partai politik merupakan suatu kebanggaan, karena aktif di partai politik, menjadi tim sukses bahkan menjadi caleg kemudian menjadi anggota DPRD atau bahkan lebih dari itu menurut mereka merupakan “tindakan” nyata untuk memperbaiki bangsa ini, tentunya selain karena menjadi petinggi politik berpeluang untuk dapat “hidup enak” dan penuh penghormatan dimana mana.

Namun bagi sebagian masyarakat yang lain, menjadi aktifis politik merupakan suatu kesia sian bahkan mereka memiliki anggapan yang sangat jelek kepada semua politikus di Indonesia ini. Mungkin karena pemberitaan di media, atau memang karena mereka sangat tidak puas dengan kinerja politikus di Indonesia. Yang jelas mereka sangat risih dan anti politik.

Relatifnya standar

Bagi sebagian masyarakat, meninggalkan sholat atau melaksanakan aktifitas aktifitas maksiat merupakan hal yang biasa. Tidak ada rasa takut atau rasa bersalah ketika melaksanakanya, bahkan tidak sedikit yang tidak malu menampakkan di tempat umum, bahkan mengajak temanya untuk menjalankan aktifitas aktifitas maksiat tesebut.

Namun bagi sebagian masyarakat yang lain, ketika Al Quran dan hadits menjadi panduan dalam semua aktifitas hidupnya. Jangankan meninggalkan sholat, telat melaksanakan sholat saja sudah muncul rasa bersalah dan takut kepada Allah yang luar biasa. Ketika mengetahui amal yaumi saudaranya lebih banyak menjadi motivasi untuknya untuk beribadah lebih giat dan lebih baik lagi.

Relatifnya standar

Bagi sebagian masyarakat, melaksanakan dosa seperti judi, minum khomr bahkan berzina merupakan hal yang biasa. Bahkan merupakan kebanggaan ketika mereka memiliki pengalaman yang lebih baik dari sebagian temannya yang lain, ketika mereka pernah melaksanakan jenis dosa tertentu di tempat tetentu yang belum pernah dilakukan temanya.

Namun bagi sebagian masyarakat yang lain , jangankan melaksanakan maksiat, melihat orang lain berbuat maksiat saja sudah menjadi ketakutan yang luar biasa, karena takut dimintai pertanggungjawaban karena dirinya tidak dapat berbuat apa apa untuk mengingatkan saudara nya yang masih bermaksiat tersebut. Sehingga tidak sedikit orang orang yang berkelompok untuk berusaha mengingatkan saudaranya yang masih senang bermaksiat baik dalam kajian kajian, buletin, atau bahkan mengingatkan dengan mendatangi langsung.

Relatifnya standar

Begitu relatifnya standar di bagi berbagai komunitas manusia, bahkan sangat ekstrim, ada yang oleh sebagian kelompok dianggap baik tapi bagi sebagian kelompok yang lain dianggap sebagai hal yang sangat buruk. Sehingga agar kita dapat menganggap baik hal yang baik kita harus menjadi bagian kelompok yang menganggap baik hal yang baik. Begitu pula dengan hal yang buruk, agar kita dapat menganggap buruk hal yang buruk maka kita harus menjadi bagian kelompok yang memiliki pemikiran yang seperti itu.

16 abad yang lalu Rasulullah mengilustrasikan hal ini dengan tukang parfum dan tukang pandai besi. Kalau kita ingin mendapatkan bau harum maka bertemanlah dengan tukang parfum, karena walaupun kita tidak dikasih parfum, setidaknya kita dapat mencium baunya. Begitu pula, ketika kita tidak ingin terkena debu, atau bara api jangan berteman dengan pandai besi.

Agar standar kita tidak relatif, tidak tergantung oleh lingkungan kita, kita harus berpengang pada hal yang tidak relatif kebenaranya, yang mutlak kebenaranya, yaitu Al Quran dan Hadits. Sehingga walaupun lingkungan kita menganggap perbuatan maksiat tertentu menjadi hal yang biasa, karena kita memiliki pegangan yang mutlak dan tidak relatif, maka kita tetap menganggapp perbuatan maksiat tersebut sebagai perbuatan maksiat yang harus dijauhi.


Namun untuk menjaga standar ini, tentu tidak mudah ketika sendiri, maka walau kita memiliki standar yang mutlak (baca : Al Quran dan Hadits) kita tetap perlu komunitas baik, komunitas yang dapat bersama sama menjaga standar baik kita. Bahkan ketika kita masih belum dapat mencapai standar tertentu, dengan komunitas yang baik, maka kita akan lebih termotivasi untuk mencapai standar agar lebih sesuai dengan Al Quran dan Hadits. Demikian pula ketika tanpa kita sadari standar kita semakin menurun, komunitas baik kita dapat mengingatkan kita untuk kembali menuju standar yang lebih baik.


Ya Allah tunjukkanlah yang baik itu nampak baik bagi kami, dan berikan kami kekuatan untuk melaksanakanya.

Ya Allah tunjukkanlah yang jelek itu nampak jelek bagi kami, dan berikan kami kekuatan untuk menjauhinya.

No comments:

Post a Comment

Silahkan memberikan komentar, tolong gunakan kata kata yang sopan.
Bhs Indonesia, Boso Jowo, English.... tidak masalah

Powered by Blogger.

Mutiara Hikmah

Yang Sedang Banyak Dibaca

Shout Box

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Sahabat Bloggerku

Komentar Komentar Terbaru

International opportunities

Eramuslim

Web hosting for webmasters