Pernikahan Bugis dan Uang Naik (Panai')

Menjadi Musafir di Pulau Sulawesi bagian 4

Pakaian adat Sulawesi Selatan
Tidak seperti daerah lain yang menggunakan mahar sebagai salah satu syarat pernikahan. Di Bugis selain Mahar ada uang naik (panai') yang harus disipakan ketika sebelum memutuskan untuk menikah.
Uang panai' ini adalah sejumlah uang yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang akan digunakan untuk keperluan mengadakan pesta pernikahan dan belanja pernikahan lainnya. Uang panai' ini tidak terhitung sebagai mahar penikahan melainkan sebagai uang adat namun terbilang wajib dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak atau keluarga.

Uang panai' untuk menikahi wanita bugis-makassar terkenal tidak sedikit jumlahnya. Dari informasi yang saya terima tingkat strata sosial wanita serta tingkat pendidikannya biasanya menjadi standar dalam penentuan jumlah uang naik. Jadi, jika calon mempelai wanita adalah keturunan darah biru (biasanya namanya ada Andi nya), maka uang naiknya akan berpuluh-puluh juta. Begitupun jika tingkat pendidikan calon mempelai wanita adalah S1, S2, atau Kedokteran, maka akan berlaku hal yang sama.

Rumah Bugis Dapat Dipindah

Menjadi Musafir di Pulau Sulawesi bagian 3

Di Sulawesi Selatan, sebagian besar rumah nya adalah rumah adat. Rumah adat Suku Bugis disebut rumah panggung, terbuat dari kayu dan dipanggung, tidak bersentuhan langsung dengan tanah.

Saya pernah bertanya kepada penduduk setempat, kenapa membuat rumahnya kok dipanggung, tidak diatas tanah langsung. Ternyata beliau belum bisa menjawabnya, ya hanya dijawab dengan ini adat mas. Tidak seperti di Jawa yang rumah rumah Joglo sudah semakin ditinggalkan, di Bugis rumah panggung justru menjadi primadona dan status sosial. Ketika seseorang mampu mendirikan rumah panggung yang bagus, besar dan terbuat dari kayu ulin, jenis kayu yang sangat keras, maka status sosialnya di masyarakat sekitarnya akan meningkat.

Membuat rumah adat bugis dengan kayu ulin memang sangat mahal, saat ini biayanya bisa mencapai milyaran rupiah, bagaimana tidak, jumlah kayu ulin yang semakin terbatas, dan penebangan liar yang semakin dibatasi pemerintah membuat usaha dan biaya untuk mendapatkan kayu jenis ini sangat besar. Sehingga rata rata rumah panggung yang baru dibangun tidak menggunakan kayu ulin, walau dari segi kualitas dan daya tahan belum ada kayu yang menandingi kualitas kayu ulin, begitu cerita salah seorang bapak di kantor tempat kami mengais rejeki.
Powered by Blogger.

Mutiara Hikmah

Yang Sedang Banyak Dibaca

Shout Box

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Sahabat Bloggerku

Komentar Komentar Terbaru

International opportunities

Eramuslim

Web hosting for webmasters