Sebelumnya coba lihat fotoku dan teman teman disamping. Dapat kan dibedakan suasana yang nampak dari berbagai jenis senyuman tersebut. Ada senyuman yang begitu lepas, ada senyuman yang biasa biasa, ada senyuman karena akan difoto. Bagaimana senyuman kita sangat mempengaruhi bagaimana suasana yang kita munculkan, pun juga ketika kita pelit tersenyum.
Aku ingat, salah satu masa paling berat dalam hidupku adalah di hari hari awal hijrah pertamaku. Ya hijrah pertama, hijrah dari Kediri ke Yogyakarta sekitar 5 tahun yang lalu. Dari Helmy yang biasanya sangat tergantung orangtua dan dikelilingi banyak orang yang sangat dikenal dan sangat baik sehingga mau membantu dalam hal, menuju Yogkarta, hampir tidak ada orang yang dikenal di Yogjakarta waktu itu.
Namun demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik, kuliah di UGM, tetap saja kulakukan hal itu. Dengan bermodal Bismillah aku memulai hari hari pertama ku di Jogja. Untung waktu itu aku mengenal sesosok orang yang begitu baik membantuku dalam begitu banyak hal. Seorang yang baru kukenal bahkan kulihat wajahnya ketika sampai di Jogja, namun bantuanya begitu luarbiasa selama aku di Jogja.
Hal lain yang sangat membantu ketika aku di Jogja adalah bapak bapak dan mas mas yang sholat berjamaah di masjid. Begitu jelas di ingatanku, saat itu setelah sholat masjid di Masjid Pogung Dalangan, aku sejenak memperlama dzikir ( berharap dapat menghilangkan kegalauan karena kesepian). Kemudian setelah itu ada seorang mas mas berjenggot panjang dan berjubah putih yang mendatangi ku (mungkin karena melihat ada muka baru dan dalam kondisi galau pula) kemudian mengucap salam, memberikan senyuman terbaiknya kemudian dengan lembut menanyakan namaku dan beberapa hal lainya.
Mungkin yang dilakukan mas mas waktu itu adalah sederhana, bahkan mungkin mas mas itu sudah lupa bahwa pernah memperlakukan ku demikian, namun senyuman sederhana yang diberikannya saat itu sangat membantuku mengatasi kesepianku, senyuman itu membuatku merasa seperti tidak sendirian lagi.
Selain itu di hari hari berikutnya, tidak sedikit mas mas dan juga bapak bapak yang sholat di Masjid Pogung Dalangan selalu rajin memberikan senyuman ba’da sholat fardhu, juga tentunya ustad Maulana, yang entah berapa kali beliau dengan muka dan senyuman khasnya menyalami dan menanyakan namaku. Beberapa temanku ada yang agak risih dengan caranya demikian, terutama mungkin yang pernah pacaran terus digrebeg oleh beliau. Tapi bagiku ustad Maulana adalah salah satu sosok yang senyumanya telah membantuku melewati hari hari awal hijrah pertamaku , Hijrah Ke Jogjakarta.
Bagaimana dengan senyumanmu brother? sudahkah senyumanmu meringankan beban saudaramu hari ini?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
Mutiara Hikmah
Yang Sedang Banyak Dibaca
-
(Sebuah analisis bahasa tanpa literatur yang jelas dan sangat subjektif) Artinya sama kan? iya, emang semua kata tersebut bermanka sama, k...
-
Curhat tukang listrik bagian 2 " Sedikit menjelaskan tentang biaya pasang baru listrik " Di suatu siang di salah satu k...
-
I have tried so many time to write (Articles, blog, page, letter etc) in English (avenged of course writing in Indonesian is far more). But ...
-
foto dari republika.co.id Kita tidak akan bahagia karena keinginan kita, namun kita bahagia karena rasa syukur kita (Aa Gym) Dulu di...
-
Menjadi Musafir di Pulau Sulawesi Bagian 1 Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai abdi negara membuatku harus mendamparkan diri di salah...
opo loh!!!
ReplyDeletetak kiro sangar gituu.. kok ngunu tok sieh!! perbaiki!!!
mengecewakan ya tulisanku sing siji iki.... hahahha
ReplyDelete