Memahami Galau

Opini pribadi tentang istilah "Galau"

Kegalauan yang dirasakan seseorang bisa jadi menunjukkan seseorang sedang berfikir, bisa jadi berfikir tentang masa depan, berfikir tentang dakwah dan islam.
Kegalauan juga bisa jadi menunjukkan bahwa seseorang tersebut adalah orang yang peduli dengan perasaan orang lain, karena kegalauan sering pula terjadi karena memikirkan perasaan orang lain.

Sehingga, kegalauan tidak selalu merupakan hal yang negatif, bisa jadi kegalauan adalah suatu proses bahwa kita sedang berkembang menjadi lebih baik. Karena galau dapat pula terjadi karena kita memikirkan tentang masa depan kita yang lebih baik, bahkan bisa pula memikirkan masa depan ummat Islam yang lebih baik. Bila demikian, tidak ada salahnya menjadi galau, atau dalam kata lain, galau dalam kebaikan, hehe.

Namun, sejauh ini setahuku kebanyakan kegalauan terjadi karena memikirkan keinginan yang sifatnya sangat egoistis. Kegalauan hanya seputar keinginan pribadi atau capaian capaian pribadi yang seringkali sangat egoistis. Misal, ketika seseorang ingin menjadi sarjana, maka skripsi yang tidak selesai selesai merupakan sumber kegalauan. Atau ketika seseorang pengen segera mendapat pekerjaan namun berkali kali lamaran ditolak dapat pula menjadi sumber kegalauan. Ketika pengen segera menikah namun jodoh tak kunjung datang, hal ini juga sumber kegalauan pula. Atau sebaliknya, ketika kesiapan meinikah belum ada tetapi ajakan dan tawaran untuk menikah datang bertubi tubi, kegalauan justru dapat menjadi sangat akut. Selain itu kegalauan ternyata dapat pula terjadi hanya karena ingin memiliki suatu gadget tertentu namun uang untuk membelinya belum terkumpul.

Bentar benar....., dari awal nyebut galau galau terus, apa arti kata galau? Menurutku galau adalah rasa ketidakpastian yang terlalu dirasa rasakan. Sehingga Ketika terjadi ketidakpastian pada sesuatu yang diinginkan, kemudian ketidakpastian itu terlalu dirasa rasakan atau terlalu dipikirkan, maka itu namanya galau. Namun dikantor tempatku mengais rupiah, kutemui ada beberapa teman yang mengaku galau, bukan karena ketidakpastian, tapi justru kepastian. Tiap hari dia pasti berangkat jam 07.00 dan pulang pukul 16.30, tiap hari hal hal yang dilakukan di kantor juga pasti itu itu saja, oh... ternyata kepastian juga menimbulkan kegalauan. Duh, semakin susah saja kata galau ini didefinisikan.

Yang jelas, berbagai keinginan tentang masa depan tidak usah lah menjadi beban fisik dan pikiran, kapan menjadi kenyataan? bisa besok, bisa lusa ataupun tahun depan. Kapan keinginan kita terwujud itu sebenarnya bukanlah dimensi kita, namun dimensi Allah, wewenang Allah dan hak priogratif Allah.

Terus bagaimana seandainya kita sedang galau akan berbagai keinginan kita ?
Cukup berikan niat dan ikhtiar tebaik untuk mendapatkanya.

Notes ini terinspirasi oleh sms super seniorku, bagaimana ndak super senior...... makhluk Allah yang satu ini menjadi seniorku di kampus, di asrama bahkan sekarang menjadi seniorku di tempatku mengais rupiah..

Pare Pare, 2 Maret 2012