Menjadi Musafir di Pulau Sulawesi bagian 3
Di Sulawesi Selatan, sebagian besar rumah nya adalah rumah adat. Rumah adat Suku Bugis disebut rumah panggung, terbuat dari kayu dan dipanggung, tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
Saya pernah bertanya kepada penduduk setempat, kenapa membuat rumahnya kok dipanggung, tidak diatas tanah langsung. Ternyata beliau belum bisa menjawabnya, ya hanya dijawab dengan ini adat mas. Tidak seperti di Jawa yang rumah rumah Joglo sudah semakin ditinggalkan, di Bugis rumah panggung justru menjadi primadona dan status sosial. Ketika seseorang mampu mendirikan rumah panggung yang bagus, besar dan terbuat dari kayu ulin, jenis kayu yang sangat keras, maka status sosialnya di masyarakat sekitarnya akan meningkat.
Membuat rumah adat bugis dengan kayu ulin memang sangat mahal, saat ini biayanya bisa mencapai milyaran rupiah, bagaimana tidak, jumlah kayu ulin yang semakin terbatas, dan penebangan liar yang semakin dibatasi pemerintah membuat usaha dan biaya untuk mendapatkan kayu jenis ini sangat besar. Sehingga rata rata rumah panggung yang baru dibangun tidak menggunakan kayu ulin, walau dari segi kualitas dan daya tahan belum ada kayu yang menandingi kualitas kayu ulin, begitu cerita salah seorang bapak di kantor tempat kami mengais rejeki.
Salah satu hal yang menarik dari rumah ini adalah bahwa rumah ini dapat dipindah, iya dipindah. Jadi ketika penghuni rumah berniat untuk berpindah, dia dapat membawa sekalian rumahnya, iya rumah nya ikut berpindah bersama orangnya. Bahkan menurut cerita, tidak lah sulit untuk membongkar dan memasang lagi rumah panggung, bahkan sehari juga bisa.
Selain itu rumah panggung dapat dibuat tanpa paku dan semen. Jadi kecuali atap 100% terbuat dari kayu, keren sekali menurutku. Kebetulan beberapa kali sempat masuk di rumah panggung, dan menurutku sangat nyaman, mungkin karena terbuat dari kayu dan tinggi (dipanggung) sehingga terasa nyaman (udara dan suasananya).
Namun anehnya, kok belum pernah kulihat tempat umum (rumah sakit, masjid, kantor kantor) yang berbentuk panggung, ini yang belum saya ketahui jawabanya.
Oh ya satu lagi, orang bugis menyebut rumah selain rumah panggung sebagai rumah batu, hehhehe lucu ya, berarti kita tinggal di rumah batu.
Beautiful Indonesia
Bersambung ke Pernikahan Bugis dan Uang Naik (Panai')
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
Mutiara Hikmah
Yang Sedang Banyak Dibaca
-
(Sebuah analisis bahasa tanpa literatur yang jelas dan sangat subjektif) Artinya sama kan? iya, emang semua kata tersebut bermanka sama, k...
-
Curhat tukang listrik bagian 2 " Sedikit menjelaskan tentang biaya pasang baru listrik " Di suatu siang di salah satu k...
-
I have tried so many time to write (Articles, blog, page, letter etc) in English (avenged of course writing in Indonesian is far more). But ...
-
foto dari republika.co.id Kita tidak akan bahagia karena keinginan kita, namun kita bahagia karena rasa syukur kita (Aa Gym) Dulu di...
-
Menjadi Musafir di Pulau Sulawesi Bagian 1 Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai abdi negara membuatku harus mendamparkan diri di salah...
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar, tolong gunakan kata kata yang sopan.
Bhs Indonesia, Boso Jowo, English.... tidak masalah