Buat Apa sih Kita Belajar ini....
"Buat Apa sih Kita Belajar ini...."
pertanyaan sok pintar ataukah sebuah pelarian
Sebagai pelajar tentu kita sering mendengar pertanyaan ini. Atau bahkan kita sendiri yang menanyakannya. Sebatas gurauan atau bahkan pertanyaan serius yang kita tanyakan ke guru kita.
Ketika masih SMA tepatnya di awal kelas 2 Ipa ku ada salah satu mata pelajaran yang aku benci dan aku harap aku dapat sesegera mungkin pergi darinya. Dan di awal kelas IPAku itu aku sangat berharap tidak menemui pelajaran itu lagi.
Sejarah.... sebuah pelajaran yang menurutku waktu itu hanya penuh hafalan yang membatasi daya fikir otak (tdk ada logika yang berarti). Yang menurutku tidak perlu dipelajari oleh anak IPA atau akan mengurangi jam pelajaran SAINS yang lebih kami perlukan sebagai anak IPA. Aku yakin, gara gara mata Pelajaran ga penting ini waktu itu jam pelajaran SAINS ku ada yang dipotong. Atau sebenarnya perasaan itu muncul karena ketakutanku akan ribuan hafalan yang harus kami hafalkan untuk lulus mata pelajaran ini.
Kekesalanku keterlaluan memang, bahkan di pertemuan pertama pelajaran Sejarah, bahkan aku masih ingat waktu itu hari Selasa pagi kutanyakan sebuah pertanyaan menyakitkan di akhir jam pelajaran kepada guruku.
"Pak, mengapa kita perlu mempelajari sejarah ?", sebuah pertanyaan luapan kekesalan yang aku tanyakan waktu itu. Aku tidak begitu ingat bagaimana jawaban guruku setealah beliau mendengar pertanyaanku, karena buatku utuk apa aku mengingat sesuatu yang tidak penting, pada waktu itu jawaban guruku tidak lah penting, Seingatku beliau juga menjawab seadanya dan tidak memberikan cukup argumen yang kuat untuk memaksa kami mempelajari mata pelajaran penuh hafalan ini. Dan yang penting aku ingin menunjukkan bahwa aku masuk kelas SAINS karena tidak ingin mempelajari Sejarah, Ekonomi, Sosiologi dKK.
"Buat Apa sih Kita Belajar ini...."
Sampai sekarang pertanyaan ini masih sering kutanyakan, setidaknya kepada diri sendiri. Bahkan ketika kuliah ini hal ini masih terjadi.
Ketika ambil mata kuliah Matematika Teknik dan Matematika Elektro kembali kutanyakan, buat apa kita mahasiswa teknik Elektro mempelajari integral tumpuk tumpuk, trigono ga jelas, bil kompeleks, bil natural, deret yang bahkan diucapkan saja susah.
Bahkan saat ini ketika mengambil mata kuliah Isyarat dan Sistem (SIgnal and System) pertanyaan itu pelan tapi pasti kembali mengalir pada urat nadiku, buat apa deret dan transformasi dengan integral panjang dan ga jelas ini harus ku pelajari, mempresentasikan gelombang ga jelas menjadi sederet persamaan yang semakin ga jelas. Katanya aku mahasiswa Teknik Elektro (teknik lo), tapi kok sampai taun ke dua aku harus berhadapan dengan integral ga jelas lagi.. =(
Terkadang malah membubuhkan argumen "Buat apa kita belajar bila kita tidak bisa memanfaatkanya.?"
"Dengan aku memahami manfaatnya aku akan lebih semangat belajar"
Hemmm terdengar keren memang pertanyaan ntu, pertanyaan pintar ataukah sebuah pelarian. Jika pertanyaan itu aku tanyakan pada diri sendiri, jelas aku tak mampu mejawabnya, jika kutanyakan pada orang sekitarku (teman, kakak kelas, ortu, guru/dosen) kemungkinan besar mereka juga tak mampu menjawabnya, atau mereka sebenarnya mampu menjawab tapi susah kupahami karena ego-ku yang sudah terlalu besar, atau bahkan sebenarnya mereka merasa tak perlu menjawab ini karena ketika aku bertanya tanya akan membuatku mencari tau dan itu akan membuatku semakin tau. Entahlah
Yang aku tau, selama ini pertanyaan itu tidak terlalu membatu belajarku, tidak juga membuatku semakin tau kecuali sedikit, membuatku membuang buang waktu dan berlari dari kenyataan itu yang pasti. Pertanyaan yang berat untuk dijawab sehingga perlu energi besar untuk menjawabnya bahkan sampai aku kehilangan energi untuk melaksanakan substansi dari pertanyaanku yaitu sebagai motivasi belajar.
Tidak salah memang menanyakan hal itu ke diri sendiri paling tidak, tetapi akan menjadi kurang tepat atau bahkan salah jika kita terlalu menyibukkan diri dengan pertanyaan sampai lupa subsatansi dari pertanyaan kita, yaitu sebagai motivasi belajar, dan agar kita tau.
Alangkah baiknya bila kita tetap mempelajari dengan semangat walaupun saat ini kita belum paham untuk apa hal ini kita pelajari, insyaAllah ketika mahir dengan apa yang telah kita pelajari itu, kita akan mudah memahami utuk apa kita mempelajarinya.
Ingat sebagai pelajar tugas utama kita bukan mencari tau manfaat ilmu, walau itu tidak salah, tetapi tugas kita adalah belajar (pelajar==> orang yang belajar)
Pelajaran apapun itu, ilmu apapun itu, bidang apapun itu, semoga kita termasuk golongan orang orang yang berilmu dalam lagi luas dan sekaligus mampu memanfaatkanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
Mutiara Hikmah
Yang Sedang Banyak Dibaca
-
(Sebuah analisis bahasa tanpa literatur yang jelas dan sangat subjektif) Artinya sama kan? iya, emang semua kata tersebut bermanka sama, k...
-
Curhat Tukang Listrik bagian 1 Seorang anak kecil yang lugu dengan pakaian SD nya mendatangiku dan menanyakan pertanyaan itu. Di Sulawesi ...
-
foto dari republika.co.id Kita tidak akan bahagia karena keinginan kita, namun kita bahagia karena rasa syukur kita (Aa Gym) Dulu di...
-
" Apabila seorang hamba telah berkeluarga, berarti dia telah menyempurnakan setengah dari agamanya maka takutlah kepada Allah terhada...
-
Helm hilang, saya rasa itu biasa, tapi rem motor hilang saya rasa itu hal yang langka. Tapi hal ini beberapa bulan yang lalu terjadi pa...
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar, tolong gunakan kata kata yang sopan.
Bhs Indonesia, Boso Jowo, English.... tidak masalah