Mencoba membahas secara teoritis, praktis, akademis dan agamis
Disaat sebagian besar pelajar atau bisa dibilang pemuda melaksanakan "ritual" "aktifitas" pacaran, atau kalau tidak ya.... berharap untuk pacaran. Ternyata tidak sedikit pula pelajar atau pemuda yang menjaga "keperjakaanya" dengan men-jomlo (baca: tidak pacaran).
Diluar dari pembahasan laku atau tidak laku, mampu atau tidak mampu pacaran, para aktifis jomlo ini memiliki segudang alasan untuk tidak berpacaran.
"Bukan Muhrim men!"
Nah... ni Jawaban yang paling keren. Ga pacaran karena takut dosa. Untuk menjaga diri. Sebagai seorang muslim. tentu mengguanakan alasan ini untuk tidak berpacaran sangatlah wajar. Ketika kita mendengar kajian kajian di masjid masjid, atau membaca buletin buletin Islam, kita sudah sangat sering dan paham bahwa kita tidak boleh melihat (dengan nafsu) apalagi pegang2an apalagi tu**uut(yang ini disensor =) dengan orang yang bukan muhrim kita.
Tapi seperti judul di awal bahwa disini saya akan mencoba membahas secara teoritis, praktis, akademis dan agamis.
Ok deh kita sepakat bahwa kita harus menjaga mata hati tangan dan pikiran dari yang bukan muhrim. tp dengan kita tidak berpacaran apakah kita sudah mampu menghilangkan variabel2 itu, minimal mereduksinya, atau justru dengan tidak berpacaran semakin besar peluang kita untuk melihat (dengan nafsu) apalagi pegang2an apalagi tu**uut(yang ini disensor =) dengan orang yang bukan muhrim kita*.
Bila dahulu (waktu SMA) aku yakin bahwa rata2 orang yang berpacaran kecenderungan untuk melakukan hal tersebut lebih besar. Ternyata hal itu sangat relatif dengan orangnya. Sekarang aku punya teman yang bisa dibilang cukup agamis, dan sangat akademis, yang melaksanakan ritual pacaran itu.
Tapi hal ini (menurut dia) justru membuatnya lebih menjaga diri (katanya sih). Karena dengan dia punya pacar dan punya ikatan kesetiaan dengan pasanganya membuatnya berkurang bahkan tidak memikirkan gadis lain. Nah.... jk hal ini benar dan berhasil maka justru berpacaran mampu mengurangi (dalam hal ini saya tidak mengatakan menghilangkan) zina hati.
Menurutnya juga dengan berpacaran juga bisa mengurangi Zina mata,==> sekali lagi karena sebuah konsep kesetiaan dia menjaga matanya untuk tidak melihat cewek lain, yah setidaknya meminimalisir dan menjaga agar tidak melihat disertai nafsu.
Jika inget SMA saya juga punya teman yang memiliki cara berpacaran yang menurutku menarik. Dia tipe cowok yang setia, emmmm menurutku (sepengetahuanku) terlalu setia. Saking menjaga kesetiaanya, dia tidak mau bersalaman bukan muhrim kecuali dengan ceweknya ntu. Hemmm aku masih ingat syawal 2 tahun lalu ketika dia syawalan ke kelas kelas tanpa bersalaman dengan cewek bukan muhrim tetapi tetap fine bila ma ceweknya. Nah bukannya bila seperti ini pacaran justru meminimalisir kontak dengan yang bukan muhrim, walaupun tetap sangat relatif dengan personal sih.
Nah saya juga dapat kabar, saat ini pasangan temen SMA ku ini kan melanjutkan study(baca: kuliah) dikota yang berbeda, bahkan lumayan jauh (sekitar Bantul-Solo lah). Tapi si Cowok ini tetap rajin main ke si cewek setidaknya beberapa minggu sekali. Bayangkan men di sela2 kuliahnya dia masih ngurus rumah tangganya (ha3..) agak ga logis memang.
bersambung
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
Mutiara Hikmah
Yang Sedang Banyak Dibaca
-
(Sebuah analisis bahasa tanpa literatur yang jelas dan sangat subjektif) Artinya sama kan? iya, emang semua kata tersebut bermanka sama, k...
-
Curhat tukang listrik bagian 2 " Sedikit menjelaskan tentang biaya pasang baru listrik " Di suatu siang di salah satu k...
-
foto dari republika.co.id Kita tidak akan bahagia karena keinginan kita, namun kita bahagia karena rasa syukur kita (Aa Gym) Dulu di...
-
I have tried so many time to write (Articles, blog, page, letter etc) in English (avenged of course writing in Indonesian is far more). But ...
-
Menjadi Musafir di Pulau Sulawesi Bagian 1 Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai abdi negara membuatku harus mendamparkan diri di salah...
nie sbnrx dikw lagi pingin ngikuti ‘tmn2mu’(peh, komentare ‘temen2mu’ piye pas baca tentang dri mereka), mengkritisi dlm artian nyindir, ato Cuma fine2 ae??
ReplyDeleteaaaa…. jo bilang dah ngikuti jalur mereka y?? (cy adhikmu yg uimut ki sbnrx yo tw kok klo nie petanyaan sia2, imposbl, tp b’trimaakachlah, tas kesediaanQ ngramein blogmu>chao<
yours,
cah uimuuuuut
NB:bag.2 n sterusx kpn??
"aaaa…. jo bilang dah ngikuti jalur mereka y??"
ReplyDeleteKayakx pertanyaaan menjebak deh.... ha2